Jumat, 17 Desember 2010

Sebuah Tawaran Metode Dakwah Persuasif


Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam karena dengan berdakwah, Islam sebagai agama yang telah disempurnakan oleh Allah ini dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Kita bayangkan saja jika sebaliknya terjadi, tanpa da'wah, islam akan semakin jauh dari masyarakat. Oleh karena itu dalam al-Qur'an terdapat banyak sumber yang menunjukkan bahwa hukum dari berdakwah itu wajib.
Walaupun kewajiban itu sifatnya ada yang mengatakan fardlu kifayah yang mana akan gugur suatu kewajiban jika ada salah satu yang telah melaksanakannya namun, kadangkala seseorang yang merasa mampu untuk melaksanakannya keliru dalam mempraktekkannya dalam masyarakat. Tanpa sadar mereka (baik perorangan, lembaga atau instansi) telah bertindak serampangan dengan melakukan pemaksaan yang dapat merampas sebuah hak asasi manusia. Sehingga akibat yang didapat adalah semakin menipisnya masyarakat yang ingin mempelajari ilmu syari'at.
Atas dasar kejadian yang jarang mendapat perhatian kita ini maka penulis mencoba untuk mengenalkan sebuah metode Dakwah Persuasif. Sebagaimana sebuah Pesan nabi untuk Abu Musa Al- Asyary dan Mu'azd ibn Jabal ketika menunaikan misi dakwah ke Yaman yang berbunyi;
يسروا ولا تعسروا بشروا ولاتنفر. الحديث
" Permudahlah dan jangan kamu persulit; gembirakanlah dan jangan kamu mengatakan sesuatu yang menyebabkan ia lari dari padamu". (Hadist)
Secara umum kata Da'wah berasal dari unsur yang bermakna mengajak, meminta, memanggil, atau menyeru. Sementar itu didalam al-Qur'an kata da'wah dengan berbagai macam isytiqaq (bentuk kata) terdapat 205 kata, sedangkan didalam kitab al-tis'ah, kata ini menurut CD hadist ditemukan 322 kata. Menurut kamus Induk Istilah Ilmiyah, Persuasif adalah sesuatu yang bersifat menghimbau, mengajak atau mumbujuk secara halus dengan cara intelektual dan meyakinkan.
Maka dengan adanya pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Dakwah Persuasif adalah mengajak mad'u dengan cara berusaha memengaruhinya secara halus untuk menjalankan apa yang diserunya sesuai dengan kesadaran dan kemauan sendiri tanpa adanya paksaan, sebab koersif adalah perampasan hak asasi manusia. Sedangkan etika manusia memandang pemaksaan dalam berdakwah merupakan pelanggaran yang esensi dalam diri manusia.
Beberapa metode Dakwah Persuasif yang penulis tawarkan antara lain :
Dakwah bil Hikmah
Adapun teknik yang dapat diterapkan adalah mengenal golongan; memilih saat harus bicara dan saat harus diam; mengadakan kontak pemikiran mencari titik pertemuan sebagai tempat bertolak, untuk maju secara sistematis. Namun yang perlu diperhatikan, seorang Da’i tidak boleh melepaskan Shibghah (keimanan murni), jadi walaupun dalam berdakwah amat menekankan titik temu dengan pikiran mitranya, akan tetapi sikap toleransi ini tidak boleh sampai mengorbankan soal-soal yang esensial; dan teknik selanjutnya setelah mendapatkan titik temu adalah memilih dan menyusun kata-kata yang tepat. Seorang da'i hendaknya mampu menerapkan perintah Allah dalam surat al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi ;
ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا
" hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar."
Qaulan syadidan dalam ayat tersebut mempunyai arti kata yang lurus, tidak berbelit-belit, keluar dari hati yang suci bersih dan diungkapkan dengan cara demikian rupa sehingga tepat sasaran. Selain qaulan syadidan seorang da'I juga diperintahkan untuk menyampaikan dakwah dengan Qaulan Layyinan yakni kata yang berkesinambungan dan dapat mengetuk otak dan hati mad'u. Teknik-teknik diatas kemudian ditutup dengan melakukan perpisahan dan mengakhiri perdebatan yang justru merangsang untuk melanjutkan mujadalah pada waktu lain sebab, dalam dakwah suatu saat akan menghadapi konfrontasi pemikiran yang bertolak belakang dengan mitranya.
Al-Mauidlotul Hasanah
Menurut bahasa Mauidlotul Hasanah berasal dari dua kata yakni; Mauidlo yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, Hasanah adalah kebalikan sayyi'ah yang berarti kebaikan. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi mauidlo hasanah adalah (perkataan-perkataan) yang tidak tersembuyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan Al-Qur'an. Menurut abd. Hamid al-Bilali mauidlo hasanah merupakan salah satu metode dakwah untuk mengajak ke jala Allah dengan memberikan nasihat atau bimbingan dengan lembut agar mereka berbuat baik.
Adapun penerapan metode ini adalah dengan memberikan nasihat atau petuah (biasanya dilakukan oleh orang yang levelnya tinggi kepada yang lebih rendah seperti orang tua terhadap anaknya); study bimbingan, Study pengajaran (pendidikan), Study Penyuluhan, Study psikoterapy; memberikan stimulus melalui kisah-kisah, kabar gembira dan peringatan (al-Basyir dan an Nadzir), serta wasiat (pesan-pesan positif)
Al-Mujadalah Bi al-Lati Hiya Ahsan
Menurut bahasa Mujadalah berasak dari kata Jadala yang ermakna memintal, melilit. Jika ditambah alif pada jim yang mengikuti wazan faala maka mempunyai arti berdebat. Dan mujadalah berarti perebatan. Menurut istilah mujadalah adalah upaya bertukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantar keduanya. Metode ini juga bisa dilakukan dengan system as'ilah wa ajwibah
Menjadi Uswatun Hasanah
Menurut bahasa berasal dari kata uswah yang berarti orang yang ditiru dan hasanah yang berarti baik jadi, uswatun Hasanah adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru, contoh identifikasi, suri tauladan atau keteladanan.
Bil lisan al- Haal
Dakwah bil Lisan al haal mempunyai arti menyeru, mengajak dengan perbuatan nyata. Pengertian ini sejalan dengan sebuah ungkapan hikmah " Lisan al-haal abyanu min Lisan al- maqaal " yang artinya kenyataan itu lebih menjelaskan dari ucapan.
Aplikasi dakwah al-Lisan al-Haal telah dicontohkan pada masa Rosulullah, salah satunya adalah adanya perjanjian Hudaibiyah. Sedangkan aplikasi dakwah bi al Lisan al Haal pada masa kini yakni dengan merumuskan terlebih dahulu persoalan ummat Islam misalnya masalah keterbelakangan social ekonomi, keterbelakangan dalm bidang pendidikan, lemahnya etos kerja ummat islam, belum terealisasinya ukhuwah islamiyah dan isolasi diri Ummat islam terhadap pergaulan dunia. Setelah rumusan-rumusan itu ditemukan maka, lakukan tindakan selanjutnya dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang misalnya melakukan pengaturan (menejemen) dan pengembangan masyarakat Islam contoh; study manajemen dan organisasi masyarakat, study manajemen Bank dan Ekonomi Islam, study pengembangan komunitas muslim, pengembangan sumber daya lingkunaga dan lain-lain.
Kolaborasi Modernisme dan Tradisionalisme spiritual
Kolaborasi Modernisme dan Tradisionalisme spiritual berarti menggabungkan pemikiran dan idiologi modern ummat dengan pemahaman agama sesuai yang dibawa Rosul dengan batasan-batasan wajar seperti modernisasi yang dicanangkan oleh tokoh sejenis Harun Nasution, Johan Effendi, Utomo Danandjaya, Nurcholish Madjid (dan group Pramadina) dan lain-lain
Berdakwah Lewat Tulisan
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain; memelihara kepekaan (hatinya tersayat dan perasaanya tidak terima saat ada sesuatu yang menyimpang; menumbuhkan disiplin; menjaga stamina. Pengetian menjaga stamina diatas adalah dengan terus mengasah ide dengan membiasakan diri mengumpulkan suplemen otak sebanyak-banyaknya sebab seperti layaknya stamina tubuh, stamina otakpun perlu dijaga agar sumber ide tersebut tak akan pernah kering.
Melakukan strategi alternatif dan integratif
Hal ini dapat kita terapkan jika kita dapat menguasai sarana penyiaran alternative atau jaringan sistem televisi yang diisi dengan acara islami sebagai lawan dari produk yang tidak sesuai dengan Futurologi Islam.
Metode persuasif lain yang dapat diterapkan adalah dengan Mengikuti metode Da'wah Ikhwan al-Safa' . Pengutusan da'i ke berbagai daerah dari berbagai strata social, estafetisasi dakwah dan taqiyyah (kerahasiaan) merupakan aplikasi dari metode yang kerap kali dilakukan oleh Ummat Islam dari Timur Tengah. Dan metode terakhir yang dapat kami tawarkan adalah Sosial Pressure, adapun tekniknya adalah : dibuatnya peraturan (biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan dalam level tertentu), mengadakan perlombaan dan legalisasi/ restu dari pejabat resmi yang lebih tinggi sifatnya. Dengan adanya legalisasi dari pejabat resmi kita akan dapat dengan leluasa menarik perhatian mitra dakwah.
Namun selain metode-metode dakwah persuasif yang kami tawarkan Rosulullah juga mencontohkan Pendekatan (Approach) yakni berupa; pendekatan personal (pendekatan yang terjadi dengan cara indifidual antara da'i dan mad'u); pendekatan pendidikan; pendekatan diskusi; pendekatan penawaran; pendekatan misi; pendekatan kebudayaan; pendekatan psikologi; dan pendekatan sosial
Segala sesuatu itu pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, begitu juga dengan metode ini. Kelemahan dari metode Dakwah Persuasif adalah sulitnya mendapat respon dari mad'u dikarenakan tidak adanya sebuah keharusan.
Adapun kelebihannya adalah sang mad'u dapat terangsang untuk mengikuti ajaran Allah yang disampaikan oleh Sang Da'i tanpa adanya paksaan, sebab pemaksaan (koersif) adalah perampasan hak asasi manusia. Sedangkan etika manusia memandang pemaksaan dalam berdakwah merupakan pelanggaran yang esensi (pokok) dalam diri manusia

2 komentar:

Anonim mengatakan...

lanjutkan......
kalo bisa, kasih buku tamu bro, biar yang mampir bisa meninggalkan jejakhehehe

Anonim mengatakan...

jngan lupa kunjung di http://sobatmbs.co.cc yah....