Senin, 19 Januari 2015

SAMBUTAN WISUDA OKTOBER 2011

بسم الله الرحمن الرحيـم
 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الواحد القهار العزيز الغفار مكور الليل على النهار. والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه الأخيار الحمد لله الذى نور قلوب المؤمنين بنور المعرفة، فاطمئنت قلوبهم بالتوحيد و الوحدة، والصلاة والسلام على سيدنا محمد الذى أنار الموجود بنور دين الله وعلى اله واصحابه  وموّلة. أما بعد
Untuk yang kami cintai, untuk yang kami mulyakan, untuk yang kami junjung tinggi nasehatnya dan untuk yang kami ukirkan namanya di qalbu kami, maha guru kami, Romo K.H. Masbuhin Faqih, Ibunda Nyai H. Ainiyah Yusuf beserta keluarga besar beliau.
Untuk yang kami hormati :
- Prof. Dr. Nur Syam, M.Si (Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI)
- Dr. Muhammad Zain, M. Ag. (Kepala Sub Direktorat Pengembangan Akademik Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama)
- Para Pejabat yang kami hormati
Untuk yang kami banggakan, segenap jajaran rektorat, dekanat beserta civitas akademika Institut Keislaman Abdullah Faqih Suci Manyar Gresik, khususnya Rektor INKAFA, Bapak Drs. H. Abd. Salam, M.M.
Untuk para pahlawan tanpa tanda jasa kami, para dosen yang dengan sabar dan ikhlas mengantarkan kami hingga sampai ke garda depan.
Untuk Ayahanda, Ibunda dan keluarga kami yang senyumnya tulus.
Untuk segenap tamu undangan dan panitia yang bertugas
Serta untuk sahabat-sahabat wisudawan dan wisudawati yang senantiasa ada karena berfikir dan berkarya,
Alhamdulillahirobbil'alamin, lantunan kalimat syukur ini terucap tanpa batas, tanpa henti dari bibir kami untuk Sang Pemilik dan Pengatur denyut nadi, Sang Rahman, Sang Rakhim, Sang Pengabul do'a, Allah SWT. Karena dengan hamparan ni'mat, hidayah, qudrah dan iradaNya pada hari ini Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 M bertepatan 4 Dzulhijjah 1433 H kita semua dapat berkumpul dalam moment bahagia dan luar biasa pada pengukuhan wisudawan/ti INKAFA Tahun Akademik 2011-2012. Do'a kami, semoga hari ini, majlis ini dan orang-orang yang hadir dalam majlis ini dibanjiri lautan barakah tanpa tepi.
Shalawat serta salam semoga selalu terpatri kuat untuk Rosulullah SAW, Sang pribadi panutan, Sang penerang jalan hidup, Maha Guru Super, Pemimpin Super. Beliau dengan perjuangannya menjadikan  kehidupan ini lebih bermakna hingga kita bisa menatap hari esok tanpa harus terkapar ke lembah hitam terlebih dahulu.
Kemudian keberadaan kami di sini mewakili bisikan hati sahabat-sahabat kami untuk menyampaikan dua kalimat sederhana namun luar biasa, ucapan maaf dan terimakasih yang tak terhitung. Hidup ini selalu dipenuhi dengan kata tiba-tiba. Sepertinya baru kemarin kami menginjakkan kaki di INKAFA tercinta tapi tiba-tiba saja masa bergulir begitu cepat. Genap empat tahun sudah kita berada dalam pelukan INKAFA, genap empat tahun sudah kami menengadah meminta suapan ilmu dari guru-guru kami di INKAFA tapi tiba-tiba kami harus menghadapi kenyataan bahwa kami harus berpisah dengan INKAFA. 
Tak cukup saku kami mengantongi lantunan kata terima kasih dan maaf kepada almamater kami tercinta, Institut Keislaman Abdullah Faqih kemudian kepada yang kami mulyakan, Sang maha guru hebat kami, yang senantiasa berdo'a untuk keselamatan kami, senantiasa mengorbankan seluruh tenaga, waktu dan hartanya untuk kami,  Romo K.H. Masbuhin Faqih, Ibunda Nyai Hj. Ainiyah Yusuf beserta keluarga. Kepada yang begitu kami banggakan Bapak Rektor INKAFA, Bapak Drs H. Abdus Salam M.M , segenap jajaran rektorat, dekanat, dosen dan staff INKAFA yang tanpa mengenal kata keluh membimbing kami menjadi tunas hijau yang berkualitas. Maafkan segala kesalahan kami, maafkan jika kami tidak bisa menghadiahkan kesempurnaan prestasi, maafkan jika selama ini kami tak patuh. Kami hanya bisa menghadiahkan do'a semoga panjenengan dan keluarga senantiasa mendapat cinta Allah. Kemudian kepada kedua orangtua kami, terima kasih tak terkira atas segala do'anya, sujudnya, airmatanya, pengorbanannya untuk kami putra-putrimu yang tak mampu membalas apapun. Hanya do'a semoga panjenengan selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah.
Mewakili sahabat wisudawan/ti Kami memohon do'a dari guru kami, kedua orangtua kami, serta hadirin yang hadir agar kami tidak menjadi sarjana sehari tapi sarjana abadi yang menghargai indahnya ilmu dan bagaimana mengamalkannya. Semoga setelah menyandang gelar sarjana kami tidak mengenakan jubah kesombongan. Semoga kami di masa depan mampu mewujudkan impian agama kami, Rosul kami, negara kami, Kiai Kami, guru kami serta orang tua kami. Dan semoga setiap langkah kami senantiasa mendapat ridlo dari Allah SWT. Amien ya Robbal 'alamin.
Hadirin Rahimakumllah,
Keberadaan kami di atas podium ini mengingatkan tentang sebuah impian sederhana kami 2 tahun yang lalu. Impian yang kami tulis dengan tinta dalam buku harian. Mungkin buku itu sekarang telah usang. Impian itu tentang posisi kami di podium ini. Ya, tepat di podium ini. Dengan semua mata yang tertuju pada kami, dengan penyaksian orang-orang yang kami cintai di depan kami, guru kami, orangtua kami, saudara kami, sahabat kami, dan dengan kalimat-kalimat yang kami ucapkan saat ini. Impian itu tertulis dalam buku harian bukan karena kami tergila-gila dengan podium ini tapi karena kami terpacu oleh prinsip, "jika kalian tidak berada di depan, pemandangan tidak pernah berubah."
Sejenak kami akan mengajak hadirin berimajinasi tentang posisi kami yang berada di bagian paling belakang tempat ini. Jika saja kami tidak ditakdirkan untuk berada di atas podium ini maka, pemandangan kami mungkin tidak akan berubah. Betapa menyesalnya saat kami tidak bisa menyaksikan senyum indah bapak dan emak kami, ayah dan ibu kami, abah dan umi kami, saudara kami. Betapa menyesalnya saat kami tidak bisa melihat wajah teduh Kiai kami, Guru kami, melihat senyum beliau, tidak bisa berada dekat dengan beliau, padahal kita tahu tentang ungkapan,
كن مع الله فإن لم تكن مع الله فكن مع من مع الله
Jadilah orang yang selalu dekat dengan Allah namun jika tidak bisa maka, jadilah orang yang selalu dekat dengan orang yang dekat dengan Allah.
Kalimat itu yang memotivasi kami. Setidaknya keberadaan kami di atas podium ini mengubah posisi kami yang jauh di belakang sana, berada sangat dekat dengan posisi guru kami di sini. Di depan para hadirin. Karena kami yakin guru-guru kami adalah orang-orang yang dekat dengan Allah.
Sayyidah Khadijah ra saat pertama kali melihat Rosulullah, beliau berujar," Andaikan saja aku tidak dilahirkan 15 tahun yang lalu, andai saja aku dilahirkan di masa-masa sekarang, sehingga aku bisa menghabiskan masa kecil bersma anak ini." Inilah impian terbesar Sayyidah Khodijah, ingin menghabiskan masa kecil beliau dengan baginda Nabi. Allah mengabulkan impian itu dengan menjadikan Sayyidah Khodijah sebagai perempuan paling bahagia yang menghabiskan sisa umurnya dengan baginda Nabi Muhammad SAW.
Lantas, kenapa kami berbicara tentang impian-impian itu. Kami hanya ingin menyakinkan bahwa sia-sia saja kalau kita malu untuk mengukir impian. Percayalah bahwa impian yang terkonsep dan tertulis jelas akan lebih cepat terwujud dibanding impian yang hanya numpang lewat. Maksud dari impian yang terkonsep adalah impian yang didampingi dengan usaha. Pada hakikatnya do'a, impian dan harapan adalah sama. Mereka adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan. Kita akan mencapai apapun, jika kita bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dan semua impian-impian kita dapat menjadi kenyataan jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya. Bukankah kehidupan yang luar biasa membutuhkan keberanian yang luar biasa pula?
Saudara-saudaraku, wisudawan/ti yang berbahagia
Ambition, aspire climb as high as you can dream
Inilah ambisi itu, wujudkan pendakian setinggi kamu dapat memimpikannya
Some people dream of success… while other wake up and work hard at it. Beberapa orang memiliki impian untuk sukses…saat itu bangkit dan bersungguh-sungguhlah meraihnya! Di sinilah seharusnya kita tak perlu takut untuk memimpikan impian yang besar dan dahsyat. Jangankan impian dahsyat, impian sederhana seperti yang kami contohkan saja mampu terwujud asal kita tidak memiliki kekhawatiran untuk gagal mewujudkannya. Hidup adalah alternatif, apa yang dipilih sekarang itulah titik awal dari gambaran dirinya 10 tahun ke depan. Jadi, jangan takut mengukir impian. Ukir seindah dan setinggi mungkin, lukiskan gambar ideal masa depan kita karena impian yang kita pilih adalah kita 10 tahun yang akan datang. Dimana tidak ada impian di masa depan, tidak ada kekuatan di masa kini.
Kita memulai proses menjadi seseorang yang tak terbendung, orang yang tangguh dengan cara memimpikan impian yang besar. Karena apa pun yang kita ciptakan di dunia ini berawal dari pikiran kita. Semakin besar impian kita semakin besar pula sasaran yang dapat kita raih.
Hadirin Rahimakumllah,
Keberadaan kita adalah akan semakin berarti jika kita selalu berfikir dan berkarya. Bukankah di dalam al-Qur'an termaktub sebanyak 52 kali perintah untuk berfikir. "افلا تتفكرون , افلا تعقلون"
Jadi tak berlebihan jika kita berprinsip aku ada karena berfikir dan berkarya. Namun, pertanyaannya sekarang, bagaimanakah proses berfikir dan berkarya itu? Filosof Skotlandia, David Hume adalah orang pertama yang menemukan konsep tabula rasa atau blank state, atau kita mengenalnya dengan sehelai kertas polos. Teori ini menyatakan bahwa setiap manusia hadir di dunia ini tanpa memiliki pemikiran atau ide sama sekali. Dan apapun yang menjadi pemikiran dan perasaannya saat ini pastilah apa yang dia pelajari, dimulai sejak masa bayi hingga usiannya sekarang. Di sinilah titik temu mengapa kata sederhana bernama 'ilmu' itu menjadi penting. Ilmu adalah warisan para nabi, ilmu akan menjagamu dan ilmu menurut Imam Raghib al-Ashfahani dalam kitab al-mufradat fi gharibil Qur'an diartikan dengan mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya.
 Dengan ilmu kita bisa mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya, dengan ilmu kita bisa berhati-hati dalam berfikir, dengan ilmu kita bisa memilih impian yang baik untuk kita, dengan ilmu kita bisa menghasilkan karya. Dan sebaik-baik impian adalah impian yang seimbang. Impian yang tidak hanya condong pada kehidupan dunia belaka, tapi impian yang tidak menganaktirikan urusan akhirat, urusan dengan Allah, urusan dengan Sang Maha Pengabul impian.
Teringat pesan Romo Yai dalam sebuah tausiyah beliau, dunia ini adalah terlaknat. Begiu juga yang ada di dalamnya. Maka, seperti halnya bungkus luarnya, isi dunia ini ikut terlaknat kecuali tiga hal, yakni orang yang berdzikir, orang yang alim dan orang yang mencari ilmu. Kita beruntung setidaknya semoga kita benar-benar berada di golongan yang ketiga yakni golongan orang yang mencari ilmu.
Islamic boarding school is the center of value development and boarcasting of islam religion. But in its development, this institution is wider not only applying religious teaching in the vertical mobility, but also in the horizontal mobility (social awareness) At the present, Islamic boarding school also attend to the society problem. There by, Islamic boarding school is not only identified as a religious institution, but also it should become a social institution that responds in around of its social problem.
Pondok pesantren adalah pusat nilai-nilai pengembangan dan penyiaran agama islam. Namun dalam perkembangannya, lembaga ini tidak hanya fokus mengajari keagamaan yang bersifat vertical tapi juga yang bersifat horisontal atau yang berhubungan dengan masyarakat. Keberadaan pesantren juga memperhatikan masalah sosial. Dan Pondok Pesantren tidak hanya diidentfikasi sebagai lembaga keagamaan namun juga harus bisa menjadi lembaga sosial yang peduli terhadap masalah sosial di sekitarnya. 
Maka, mari kita bersyukur telah menjadi mahasiswa, telah menjadi santri dan mari sama-sama kita ikrarkan, "Dimanapun raga kita berada, selamanya jiwa kita tetap santri, dan jika suatu saat kita merasa telah sampai pada tujuan kesuksesan maka kita telah gagal."
Saudara-saudaraku, wisudawan/ti yang berbahagia
Seorang filosof Islam bernama Musthafa al-Gholayani mengatakan dalam salah satu kitabnya, "Idhotun Nasyi'in"
يا معشر الشباب ان فى ايديكم امرالامة وفى اقدامكم حياتها
"Hi Youths… surely all kinds of community's problem, in the success or not depend on your behavior… and surely the development of religion, nation and country is on your shoulder."
"Hai para pemuda… Sesungguhnya semua permasalahan yang ada di dalam masyarakat; berhasil atau tidak adalah tergantung pada tingkah lakumu… begitu juga dengan perkembangan agama, bangsa dan negara adalah terletak di pundakmu."
Setelah kita berada di titik kesepahaman yang sama akan penting dan urgennya ilmu, sebagai generasi Islam, seharusnya kita menyadari bahwa kita mempunyai tanggung jawab besar terhadap masa depan agama dan bangsa. Bagaimanpun juga generasi muda adalah salah satu harapan kehidupan bagi suatu bangsa. Dan saudaraku, di sinilah mengapa arti sebuah pengabdian itu menjadi prioritas. Kita sebagai pewaris ilmu Allah dan RosulNya tidak boleh berhenti berjuang menyiarkan serta mengibarkan bendera Islam ke seluruh dunia. Mari satukan kekuatan kita tanpa gentar untuk memperjuangkan agama Allah, mari kita yakini bahwa pertolongan Allah akan selalu menyertai kita sebagaimana dalam Q.S. Muhammad ayat 7
ان تنصروا الله ينصركم
Sebagaimana Ricard Bac mengatakan :
Learning is finding out what we already know. Doing is demonstrating that you know it. Teaching is reminding others that they know just as well as you. You are all leaners, doers and teachers.
Belajar adalaha bagaimana kita menemukan apa yang telah kita ketahui. Mengamalkannya adalah bagaimana kita menyampaikan apa yang kita ketahui. Mengajar adalah bagaimana kita mengingatkan yang lain tentang apa yang mereka ketahui sebagaimana kamu mengetahuinya. Dan kamu sekalian adalah orang yang belajar, orang yang mengamalkannya dan orang yang mengajarkannya.
Hadirin Rahimakumllah, tadi pagi fajar menitipkan sebuah surat melalui Syaikh Aid bin Abdullah Al-Qorni


تحية للفجر
أنظر إلى هذا النهار
لأنه هو الحياة, حياة الحياة
فى فترته الوجيزة
توجد مختلف حقائق وجودك
نعمة النمو
العمل المجيد
وبهاء الإنتصار
ولأن الأمس ليس سوى حلم
والغد ليس إلا رؤى
لكن اليوم الذى تعيشه بأكمله
يجعل الأمس حلما جميلا
وكل غد رؤية للأمل
فانظر جيدا إلى هذا النهار
هذه هي تحية الفجر


Salam untuk fajar, lihatlah pada siang ini, karena dia adalah sebuah kehidupan, kehidupan di dalam kehidupan. Dalam masanya yang singkat kamu akan menemukan hakikat dirimu yang berbeda-beda, kenikmatan tumbuh, sebuah tugas yang agung dan indahnya kemenangan. Dan karena hari kemarin hanya sebuah mimpi. Dan masa depan juga mimpi. Tetapi dimana kamu hidup sekarang ini maka kehidupan saat inilah yang akan menjadikan hari kemarin sebuah mimpi yang indah. Dan menjadikan hari esok sebuah harapan. Maka, lihatlah baik-baik siang ini. Dan inilah salam sang fajar.
Terakhir kalinya, sekali lagi kami ucapkan terimakasih tanpa batas dan maaf yang tak berujung. Dan alhamdulillah, sambutan kami kali ini tidak mendapat sambitan. Dalam hidup kita ibarat para pengembara, yakinlah suatu saat di ujung jalan kita akan bertemu lagi.
 ثــم الســلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته


1 komentar:

Iftitah Hidayati mengatakan...

Dari : Ammy kecebong
"Q ucapkan SELAMAT tomcat kecil yg imuet..
semoga sukses selalu.. dan apa yg kau harapkan dan kau impikan bisa terkabul..
mudah2an allah mengabulkan doa q utk mu ini..
walau aq hanya hamba allah yg bodoh dan hina..
tapi smoga allah mengabulkn
doa q ini utk tomcat kecil q..
aq bangga dan senang dengan prestasimu..
yg bisa membahagiakan saudara dan sanak famili
krn aq sendri gak mugkin bisa berbuat apa2 utk keluarga dan sanak famili qta..
q harap semoga allah selalu menyertai mu
bahagiakanlah.. dan buat sanak famili qta selalu senang dan bangga dengan prestasimu..
mugkin aq hanya bisa berdoa..
walau doa q belum pasti terkabulkan oleh beliau..
tapi melihat mu bahagia..
dan bisa membahagiakn keluarga..
itu sudah lebih dari cukup bagi q..
semoga enkau menjadi pendorong bagi keluarga qta..
~barakallahu fikum..~"