"Wahai Nabi! katakanlah kepada para istrimu, kepada anak perempuanmu, dan kepada para wanita mu'min : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka agar mereka lebih mudah dikenal, lalu mereka tidak diganggu. dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab : 59)
Sebuah perintah yang memiliki makna mendalam sebab jilbab diyakini tak hanya sebagai perintah Allah SWT tapi, jilbab merupakan simbol bahwa Islam memandang wanita sebagai orang yang mulia. Selain itu, memakai jilbab juga akan melahirkan aura kecantikan yang luar biasa, baik cantik secara lahir (sosial) maupun batin (spiritual).
Menurut Dr Husein Syahatah (1998), beberapa aspek spiritual dan sosial wanita berjilbab diantaranya pertama, jilbab adalah lambang suatu ketaatan kepada Allah. Kedua, jilbab berarti membiasakan menghiasi diri dengan rasa malu. Sebab banyak sedikitnya rasa malu seorang wanita merupakan tolok ukur tebal tipis keimanan di jiwanya. Jika seorang wanita telah kehilangan rasa malu atau tidak dapat menjaganya, maka tidak diragukan lagi bahwa dia telah tersesat dan menjauhi sifat 'iffah.
Ketiga, jilbab mengekang hawa nafsu seksual. Muslimah yang dapat mengalahkan naluri berhias, gemar pamer, serta dapat memalingkan pandangan, tanpa dia sadaripun, dia akan mampu pula mengalahkan hawa nafsunya. Keempat, jilbab mengekang hawa nafsu untuk memamerkan diri dan menonjolkan egoisme. Muslimah yang berjilbab akan mampu memfokuskan kecantikan dirinya hanya pada suami, karena sesungguhnya menghormati hak-hak suami merupakan hal yang diperintahkan Islam. Dengan demikian, dia juga akan mampu menjauhi tingkah laku yang menyakiti suami.
Kelima, jilbab berarti melindungi masyarakat dari penyakit sosial. Perzinahan, penceraian, runtuhnya keluarga, tersebarnya kejahatan, lahirnya anak-anak di luar nikah, dan kebiasaan meminum khamar merupakan penyakit-penyakit sosial yang kebanyakan ditimbulkan karena adanya wanita tidak berjilbab. Dengan demikian, paling tidak wanita yang berjilbab telah melindungi masyarakat dari penyakit-penyakit sosial. Keenam, jilbab berarti melindungi generasi muda dari kebebasan seksual yang berakar dari keberanian muslimah mengumbar aurotnya.
Terlepas dari itu, kebanyakan kaum wanita khususnya muslimah sendiri sebenarnya sudah tahu efek spiritual dan sosial wanita berjilbab tapi, mereka tetap tak acuh karena lebih mementingkan aspek lain.
Salah satunya adalah kekhawatiran mereka pada hilangnya teman, pekerjaan dan posisi mereka di dunia karier. Bahkan beramai-ramai mereka dengan kejam memfonis jilbab sebagai enemy mereka.
Padahal Dalam Q.S. Ali 'Imran : 26, Allah SWT berfirman "Katakanlah : 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan ingatlah bahwa Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang berusaha bertaqwa dan istiqomah berpegang teguh memperjuangkan prinsip keislamannya."
Lantas, kenapa masih ragu pada janji Allah yang bukan omong kosong? Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah diberikan kadar rizkinya, tinggal apakah kita mau menjemputnya ataukah tidak. Telah banyak terjadi di sekitar kita cerita-cerita nyata kegigihan mereka pada prinsipnya, yang seharusnya semakin memperkuat keyakinan kita semua, bahwa rizki bukan ditangan manajemen kantor, namun berada di tangan Allah. Kekayaan yang kita miliki hari ini dan kemuliaan di hadapan manusia yang kita rasakan dapat hilang dengan amat segera manakala Allah berkehendak mencabutnya.
Ingatlah firman Allah SWT dalam Q.S. Ali 'Imran : 195 "Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."
Dalam ayat lain, Allah melanjutkan "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan."(Q.S. Hud : 115) Adapun ketakutan dijauhi teman-teman, adalah ketakutan yang seharusnya tidak terjadi. Karena seorang mukmin seharusnya menjadi tenang dan tentram dengan Allah bersamanya. Tidak ada lagi yang dia dambakan kecuali kedekatan dan kecintaan Allah padanya. Dan sekarang apa lagi Akhwat? Jilbab bukan musuh besar yang perlu ditakuti tapi, sahabat yang memahami dan mengerti kita.
Siti Khodijah, sosok perempuan karismatik yang luar biasa dalam dunia perniagaan tapi, beliau tak pernah melepas jilbabnya barang sejenakpun kecuali ketika bersama Rosul di dalam kamar tidur. Hal itu pun tak pernah mengusik aktifitasnya dalam berniaga. Sosok Politikus Wanita Indonesia, Ibu Yeny Zannuba Wahid juga tak pernah mendapat komentar tentang jilbabnya. Bahkan sampai saat ini beliau mendapatkan tempat spesial di hati kaumnya. Dan karena kegigihan dan kesetiaan jilbab yang dikenakannya pula beliau pernah mendapat Walkley award, penghargaan tertinggi jurnalisme di Australia. Beliau jadi orang Indonesia pertama yang penah menerima penghargaan itu.
Bintang Astri Ivo juga tak lantas tergeser namanya setiap tampil di dunia intertainment dengan wajah berhiaskan jilbab. Rekan-rekannya sesama artis juga tak pernah mengolok-oloknya lantaran keakrabannya dengan jilbab. Justru dengan berjilbab, ia semakin dihormati dan dikagumi oleh para fansnya di seluruh Indonesia. Mbak Inneke Koeshera Wati yang termasuk artis papan atas inipun juga merasa enjoy dan tidak gengsi dengan jilbabnya bahkan ia lebih bangga dengan penampilan aggunnya sekarang.
Rosanna, istri Iwan Fals yang akrab disapa Mbak Yos pun tetap bangga berjilbab meski sang suami seorang musisi terkenal. Jilbab tak menjadikannya minder untuk menjadi manager penyanyi dalam setiap peluncuran album terbaru Iwan, suaminya. Bahkan Seorang Best Oralist Hanna Azkiya yang berhasil mengibarkan merah putih di Washington DC, Amerika Serikat dua tahun lalu selalu tampak anggun dengan jilbab yang dikenakannya. Coba kita perhatikan lagi Bu Muslimah, sosok guru besar seorang Ikal, Lintang dan Mahar dalam Laskar Pelangi. Bukankah beliau tak pernah tampak melukiskan masa depan pada anak didiknya tanpa jilbab? Lantas, masih ragukah Akhwat pada kesetiaan jilbab? Bukankah banyak contoh wanita hebat yang mempercantik wajahnya dengan jilbab? Sadarlah! Jilbab bukan penghalang karir tapi, pelindung
Beberapa kiat mempercantik paras tanpa efek samping yang membahayakan, pertama, cara agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering dengan sendirinya. Lalu ambillah sajadah! Shalat, berdzikir, dan berdo'alah. Kedua, Untuk menghilangkan stress, yang merupakan salah satu penyebab kerut di wajah, perbanyaklah 'olah raga'. Jika tidak ada waktu untuk pergi ke studio fitness, spot-gym, dan lain-lain. Cukup dengan memperbanyak sholat. Dengan sholat berarti kita menggerakan seluruh tubuh. Konsultasikan semua keluh kesah kita pada Dzat Yang Maha Tahu, Allah SWT dengan dzikir dan do'a.
Ketiga, untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri anda adalah cantik dan tidak memerlukan segala macam operasi plastik. Tidak lupa membisikan 'kata kunci' "Allahuma kamma hassanta khalgii fahassin khulqii" (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula ahlaq ku). (HR Ahmad).
Keempat, Untuk mendapatkan bibir cantik, bisikan kalimat-kalimat Allah, tidak berkata bohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak dipakai menyombongkan diri atau takabur. Kelima, agar tubuh langsing, singset dan mulus, lakukan diet yang teratur yaitu dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan dan air putih. Keenam, Untuk mengembangkan diri dan memperbanyak sahabat, sebarkan salam dan sapaan yang menyenangkan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi.
Jadi, berperan dimasyarakat? Silahkan! Berjilbab? Bukan Halangan! Jangan tergesa-gesa menuduh jilbab sebagai tersangka sebab Hawaa yang menebar hawan dan ajakan syaitanlah enemy besar kita. Dan sekarang awali dari diri sendiri, selanjutnya sebarkan manfaat yang kita dapat untuk orang lain. Utamanya muslimah yang masih sayang pada tubuh mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar