Sabtu, 28 Maret 2015

BELAJAR BISNIS DARI ADZAN

         
Hari ini, sambil terkantuk aku belajar sesuatu dari Televisi. Aku sadar, media audio visual itu tidak selamanya merusak moral. Semua tergantung penggunanya. Buktinya hari ini, aku sampai rela menahan kantuk karena ingin tahu sebuah ilmu baru tentang bisnis. Menjadi pebisnis hebat dan kaya adalah salah satu dari berderet impianku. Kenapa harus kaya? Aku pernah mendapat nasehat dari Bapakku lengkap dengan dalil naqlinya, bahwa orang yang masuk syurga pertama kali adalah orang yang kaya tapi dermawan. Sejak saat itu, aku menuliskan cita-cita baruku. MENJADI MUSLIM/AH BAHAGIA, KAYA, dan DERMAWAN. Seperti kehidupan yang dilalui seorang Presenter dan Komedian Almarhum Olga Syahputra. Di ujung kehidupannya, Dia diantarkan ke gerbang barzakh serta dido'akan oleh jutaan ummat. Kenapa akhir hayatnya bisa sehebat itu, padahal dia bukan seorang Kiai atau Ulama'. Dari info yang kutahu, di puncak karirnya yang digadang-gadang memiliki penghasilan sekitar 4 milyar per bulan, Dia tidak pernah lupa untuk bersedekah. Dia begitu dekat dengan fakir, miskin serta anak yatim. Semoga akhir hayat yang indah itu juga tertakdir untuk diriku, kalian dan orang-orang yang ku dan kalian cintai. Amin.
         Kembali ke pembahasan ilmu bisnis. Ada ilmu baru yang kuserap dari seorang narasumber yang diundang oleh sebuah stasiun televisi terkemuka. Namanya saya tidak tahu, karena saya mendengarkan retorikanya sambil menahan kantuk. Ilmu bisnis itu terinspirasi dari kalimat-kalimat adzan. Begitu dalam dia menafsiri kalimat-kalimat adzan ke dalam dunia bisnis. Berikut filosofi yang dia beberkan. Menurutnya, kalimat-kalimat adzan itu tidak hanya sekedar panggilan untuk mendirikan sholat belaka. Jika ditela'ah lebih dalam, banyak sekali teka-teki Ilahi yang mampu menjadikan kita pribadi yang sukses.        
          Pada lafadz takbir الله اكبر yang dilantunkan sebanyak 2 kali itu. Allah mengingatkan kita hingga lebih dari sekali untuk selalu mengingat nama-Nya dalam segala aspek kehidupan yang kita jalani. Senantiasa mengingat kebesaran-Nya, akan membuat kita tidak mudah berprilaku congkak dan sombong. Jika dalam berbisnis kita tidak bisa membuang kesombongan itu, maka kita akan sulit untuk diajak bersyukur. Setelah Allah membuat bisnis kita sukses, kita akan lupa pada siapa saja yang berperan di balik kesuksesan itu. Kita akan merasa bahwa kesuksesan itu semata-mata hanya karena jerih payah kita saja, tanpa ada campur tangan orang lain. Bahkan terkadang, kita juga lupa akan do'a kedua orangtua yang sebenarnya telah ikut andil bagi kesuksesan kita.
          Setelah mengingat-Nya, pada kalimat اشهد ان لآ اله الا الله Syahadat tauhid ini kemudian mengajak kita mengenal lebih dekat kepada Allah dan memahami sifat-sifat agung-Nya. Berada dekat dengan Allah, akan membantu kita membuang kegelisahan dan kegalauan di hati kita saat bisnis kita belum membuahkan hasil atau mengalami kemunduran.
      Kemudian pada kalimat اشهد ان محمدا رسول الله mengajak kita mentauladani kepribadian dan kehidupan Rosulullah SAW. Rosulullah tidak hanya pendakwah yang memilki lisan sejuk, tapi beliau juga pebisnis yang hebat dan bisa memberi keteladanan.
      Pada lafadz حي على الصلاة mengajarkan kita untuk melakukan gerakan. Artinya kita harus berikhtiyar dengan sekuat tenaga. Meskipun dalam keadaan payah sekalipun. Setelah kita sudah berikhtiyar maka kemudian حي على الفلاح  kita akan meraih kemenangan atau keberhasilan. Di situlah bisnis. Jika kita hanya berdiam diri dan tidak mengambil peluang serta kesempatan yang ada, kita kita akan pernah merasakan nikmatnya keberhasilan. Kita hanya akan berjalan di tempat saja tanpa bisa bergerak maju.
      Kemudian lagi-lagi Allah mengingatkan kita pada lafadz takbir الله اكبر untuk mengiringi kesuksesan kita. Dan yang terakhir lafadz لااله الا الله artinya tiada Tuhan selain Allah. Lafadz ini, mengingatkan bahwa tidak ada sekutu pun di dunia ini yang bisa menyaingi keagungan Allah. Bahkan kita juga tidak bisa menyekutukan Allah dengan pekerjaan atau bisnis kita.
          Terkadang miris sekali jika pada penerapan kehidupannya, banyak orang yang melalaikan sholat dan puasa hanya karena pekerjaan. Padahal yang memberi rezeki itu Allah. Ada yang rela meninggalkan Allah karena takut dipecat sedangkan atasannya tidak memberinya waktu istirahat untuk sholat. Ada yang rela meninggalkan Allah karena takut tidak bisa mengejar setoran. Ada yang meninggalkan puasa karena takut tidak kuat saat bekerja, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Naudzubillah. Semoga Allah senantiasa menjaga bisnis kita tanpa harus meninggalkan sholat dan puasa kita. Amin.


Tidak ada komentar: