Sabtu, 28 Maret 2015

PERBINCANGAN SARAH DENGAN TUHAN

Tuhan…
Dia tak pernah terlihat oleh mataku, tapi aku selalu merasakan hadir dan senyumnya. Aku bisa apa? Dia hadir dalam nafasku, hadir dalam denyut nadiku, hadir dalam detak jantungku. Aku bisa apa? Dia mungkin tak peduli padaku, tapi aku tidak bisa tidak peduli padanya. Aku bisa apa? Dia mungkin bisa tertidur pulas setiap malam, tapi aku gelisah setiap kali akan tidur. Aku bisa apa? Dia bilang jika dekat dengan-Mu aku tak akan gelisah, tapi setiap kali aku ingin dekat dengan-Mu, justru dia tiba-tiba muncul dan bertahta di hatiku. Aku bisa apa?
Tuhan…
Aku tahu ini terlalu tergesa-gesa. Apakah ketergesa-gesaan ini berasal dari tipu daya Iblis yang Kau laknat. Lindungi Aku Tuhan. Tapi, Kau yang menganugrahiku hati dan Engkau pula yang memainkannya. Aku bisa apa? Jika perasaan ini salah, bisakah Engkau menunjukkan letak kesalahannya, Tuhan? Aku bisa apa? Aku sudah bilang padanya, aku akan baik-baik saja meski sebenarnya keadaanku sangat buruk. Aku tidak ingin dia merasa bersalah. Ada yang bilang merasa bersalah karena telah menyakiti rasanya lebih sakit daripada menyakiti itu sendiri. Dan aku tidak bisa memberinya rasa sakit. Aku bisa apa?

Tuhan…
Aku ingin menghilang atau mati saja. Tapi… tidak. Aku tidak akan membunuh diriku, karena itu artinya aku akan menghianati-Mu. Dia mungkin tidak akan suka dengan perempuan penghianat. Dia pernah bilang tidak setuju dengan poligami meski dia ingin berpoligami. Itu karena dia begitu benci pada penghianatan. Apalagi jika dia tahu bahwa yang kukhianati adalah Engkau. Aku bisa apa?
Tuhan…
Dia indah seperti lautan. Tapi seperti lautan, dia hanya bisa kukagumi, bukan untuk dimiliki. Aku bisa apa? Aku padanya… menyerah. Aku memang harus menyerah, demi kebaikannya. Dia masih ingin sendiri. Aku bisa apa? Atau mungkin itu hanya sebuah alasan. Ada alasan lain. Mungkin benar kata hatiku yang lain. Aku tak cantik. Aku bisa apa? Atau mungkin, karena usia. Bukankah dia beberapa bulan lebih muda dariku. Aku bisa apa? Atau mungkin dia masih belum bisa bersahabat dengan masalalu. Dia masih belum bisa menghapus kenangan gadis-gadis di masalalunya. Atau jangan-jangan Dia telah memberikan hatinya pada Hajar, Zahra atau Sarah yang lain. Lalu aku bisa apa?
Tuhan…
Aku dengar sebuah kisah bahwa Ibrahim itu tercipta untuk Sarah. Dan Sarah untuk Ibrahim. Apakah Ibrahim tercipta untuk Sarah yang lain dan Sarah tercipta untuk Ibrahim yang lain? Beritahu Aku, Tuhan! Jika itu benar, maka pilihkan Sarah terbaik untuk Ibrahim. Dan pilihkan Ibrahim yang terbaik untuk Sarah. Karena aku bisa apa?
Tuhan...
Maafkan hamba yang lancang menyebut diri hamba aku di hadapan-Mu. Hamba dengar kata Aku akan memperpendek jarak. Hamba telah jauh dari Ibrahim, tapi hamba tidak ingin jauh dari-Mu. Maafkan hamba Tuhan...
Tuhanku… Allahku...
Engkau yang membuat hamba begini. Tapi, ikhlas hamba mengamini takdir dan bersyukur atas apapun yang terjadi pada hamba. Jika memang Ibrahim bukan takdir hamba, hamba mohon, hapuslah bayangannya dari fikiran hamba sesegera mungkin. Tapi, jika Ibrahim adalah takdir hamba. Dan penolakannya itu adalah ujian hubungan kami, hamba mohon rawatlah perasaan hamba dan jagalah Ibrahim untuk hamba. Beri hamba kekuatan menakhlukkan nafsu hamba agar bisa menahan rasa rindu sebagaimana Siti Zulaikha menahan nafsu dan rindunya pada Nabi Yusuf a.s.

#Untuk Ibrahimku.

Tidak ada komentar: