Terbuai terlena oleh keserakahan tak terbatas
Keserakahan akan kedudukan
Jabatan tertinggi
Ah.. lebih dari sekedar itu
Keserakahan akan pujian keagungan
Bukankah berjenis-jenis gelar magister telah tersandang
Di situlah tolak kebanggaan yang nista
Dengan embel-embel gelar semua dihalalkan
Murid dibawah umur diplokoto
Mahasiswi polos dinodai
Lantas… inikah wajah pendidik?
Mau mengelakkah..?
Tak mungkin
Sejarah telah menjadi photographer handal
Untuk hal kecil semacam itu
Jangan heran kalau akhirnya negri ini tertinggal
Sekali lagi tertinggal
Sangat tertinggal
Tanpa ampun waktu akan menikam setiap jengkal kelalaian itu
Setiap jengkal yang diabaikan oleh otak-otak magister
Yang…
Katanya sih terlalu hebat untuk ukuran sastrawan
Dia bilang halah.. sastrawan hanya pandai mengkritik
Nonsence bilang
Itu tergantung..
Tapi apakah keotentikan sejarah bisa direkayasa?
Dia bilang mudah saja
Bukankah media saat ini telah bobrok?
Ah, jawab saja..
Sama bobroknya dengan kau..
Kali ini menangis memang bukan saatnya
Karena air mata telah lelah mengalir
Mereka dicegah oleh kotoran-kotoran dunia
Yang sebentar lagi berangsur sirna oleh..
kebobrokan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar