Kamis, 22 Januari 2015

AGAR BUAH HATI KITA GEMAR BERIBADAH

Rosulullah SAW bersabda :
مروا أولادكم بالصّلا ة فى سبع سنين, واضربوهم عليها فى عشر, وفرّقوا بينهم فى المضاجع (رواه أبو داود)
"Suruhlah  anak-anakmu menjalankan sholat di saat umur tujuh tahun, beri mereka pukulan bila meninggalkan shalat di saat umur sepuluh tahun, dan pindahkanlah tempat-tempat tidur di antara mereka. “ (HR. Abu Dawud).
Tentu Kita akan kecewa ketika hadits shohih ini akhirnya tidak bisa terealisasi untuk buah hati Kita. Bahkan terkadang pukulan-pun tak mempan. Justru semakin hari misalnya, tingkah laku (baca: akhlaq) mereka semakin tidak bisa ditolerir. Super Duper Bandel. ‘Boro-boro shalat, akhlaq-nya aja ke orang tua, duh masya Allah! Jadi apa tuh anak!’ Hati-hati…! Jangan sampai kata-kata ini meluncur tanpa sadar dari bibir Anda. Bisa jadi ucapan orang tua itu menjadi do’a yang manjur. Apalagi Ibu. Masa depan buah hati Kita berada dalam do’a Kita. Bukankah Sabda Rosul ini tak lagi asing bagi Kita , “Keridho’an Allah itu bergantung pada keridho’an orangtua, dan kemurkaan Allah bergantung pula pada keridho’an orangtua.”
      Dunia anak adalah sebuah dunia yang hanya mengenal, semangat mencoba, penuh kreatifitas, riang canda dan hasrat bermain sambil belajar. Pertanyaanya sekarang adalah, sudahkah Kita mengerahkan kreatifitas Kita untuk menciptakan suasana yang mendukung bagi tumbuh kembangnya potensi positif anak, khususnya dalam segi ibadah dan kerohanian?
Ketika Kita mencoba mengingat masa kecil kita, masa disaat Kita mulai belajar beribadah. Maka, kita akan menemukan tingkah laku yang menggelikan untuk disimpan dalam memori. Kali ini Saya akan mencontohkan masa kecil Saya. Ketika itu saya duduk di bangku kelas 2 SD. Hampir setiap Adzan selesai berkumandang Emak, panggilan kesayangan untuk Ibu tercinta, memerintahkan saya untuk shalat. Karena takut Emak marah buru-buru saya akan masuk kamar, berdiam sebentar dan setelah beberapa saat Saya muncul dengan cengar-cengir mengatakan ‘Mak, Saya sudah sholat di kamar lantas, ngeloyor meneruskan bermain. Memang saat itu Emak tidak mengecek kebenaran ucapan Saya karena mengurus Adik yang masih balita. Atau ketika disuruh shalat tarawih berjama’ah di Musholla kampung, Saya dan teman-teman akan serempak mengumandangkan ‘Amien….!’ setelah surat Al-Fatihah dibacakan imam. Setelah itu akan cekikikan, saling tertawa atau saling menyenggol lengan teman. Kalau dinasehati sama Bapak dan Emak meski tidak diucapkan, hati Saya sering berkata ‘dasar Emak cerewet!’
Beda rasanya ketika Emak mengajak dan mendampingi Saya saat shalat berjamaah. Paling tidak Saya akan merasa bahwa ternyata kewajiban itu benar-benar tak hanya untuk Saya. Bukankah kebersamaan keluarga yang diisi dengan beragam jenis kegiatan religius, selain semakin mengakrabkan keharmonisan antar anggota keluarga , juga meningkatkan spritual quotient di rumah.
Jika Kita teliti, ketentuan-ketentuan ibadah yang harus dipelajari anak-anak sangatlah berat. Coba Kita bayangkan perasaan anak-anak Kita, jungkar-jungkir melakukan gerakan shalat tanpa bisa merasakan manfaatnya. Diberi tahu tentang pahala pun, mereka tidak tahu bentuk pahala itu.
Apalagi puasa sebulan penuh, seharian perut kecil mereka akan dikosongkan. Itu bukan sesuatu yang ringan. Bisa Saja mereka nekat berbohong menyembunyikan pembatalan-pembatalan puasa atau menyembunyikan pelaksanaan shalat seperti yang dulu Saya lakukan Jika orangtua bertindak keras dan memaksakan kehendak. Bukankah justru akan mengajari anak berperilaku tercela. Beratnya pembelajaran shalat dan puasa bagi anak, akan menumbuhkan kebencian anak terhadap Islam. Dan Akhirnya setelah besar, mereka akan mencari agama dengan  Ibadah yang tak terlalu berat. Oleh Karena itu sebagai orang tua Kita harus berhati-hati dalam mengajarkannya. Satu-satunya cara agar anak gembira melakukan ibadah adalah dengan memunculkan ide-ide kreatif Kita. Memang tidak gampang tapi, berikut tawaran dari seorang wanita penggagas Children Education, Irawati Istadi Seorang Ibu dengan enam putra. Dan kemudian setelah saya peraktekkan dan teliti lebih mendalam, hasilnya luar biasa. Trik-Trik itu diantaranya:
Membuat Mushalla Mungil nan Indah
Caranya beri kesempatan mereka membuat pernak-pernik ibadah seperti tasbih, gantungan mukena dll di ruangan yang Anda khususkan sebagai musholla kecil untuknya. Tak perlu terlalu luas.
Foto Religius di Dinding
Caranya pilih foto religius anak anda misalnya foto sedang shalat, berbuka, berdo’a atau berlebaran dan ajaklah mereka membuat figura cantik untuk foto itu. Lalu tambahkan komentar-komentar lucu di bawah figura itu.
Kaligrafi Karya Anak
Dengan menggambarkan kaligrafi atau mencarikannya kemudian memintanya untuk mewarnainya dengan spidol warna-warni, cat air, cat timbul, manik-manik atau pita.
Jam Adzan
Jam adzan dewasa ini sudah banyak beredar di pasaran, Anda bisa memilih modelnya sesuai dengan selera anak. Buat suasana gembira saat adzan terdengar, hentikan aktifitas anda dan ajak anak seksama mendengar suara adzan
Perangkat Ibadah Cantik
Mendengar kata perangkat ibadah, saya teringat Adik bungsu Saya yang berumur sekitar 2 tahun lebih, dia sangat senang melakukan shalat karena Emak membelikannya mukena motif kupu-kupu. Bahkan tanpa disuruhpun ketika mendengar suara adzan, dengan cekatan Dia akan mengajak Emak atau Kakak-kakaknya untuk shalat berjamaah. Ternyata perangkat ibdah yang cantik sangat berpengaruh pada kecintaan mereka dalam beribadah.
Cerita-Cerita Pendukung
Tanpa bisa dielak bahwa sewaktu kecil, Kita sangat menggemari cerita-cerita. Bahkan ketika dewasa pun terkadang masih banyak orang yang menyukai cerita. Begitu juga anak-anak Kita. Maka kumpulkan cerita muslim anak-anak  sebanyak mungkin, baik buku atau CD. Seingat saya dulu, Saya selalu bersemangat diajak Bapak ziarah ke makam Wali karena pulangnya Bapak selalu menghadiahi Saya Buku cerita 25 Nabi dan Wali Songo serial bergambar.
Ziarah Masjid atau Makam Wali
Saya sadar kenapa ketika dewasa, Saya sering merasa tenang ketika mengunjungi masjid-masjid agung bersejarah seperti Masjid Agung, Masjid jami’atau Makam-makam salah satu wali dari wali 9. Itu karena ketika kecil, Bapak sering mengajak saya Ziarah Masjid dan Makam Wali ketika libur sekolah. 
Kembang Api di subuh hari
Anak Kita akan bersemangat bangun pagi dan selanjutnya bisa shalat subuh berjama’ah Jika Kita meng-iming-imingi mereka dengan keindahan kembang api di waktu subuh.
Tadabbur Alam
Ketika libur sekolah, Kita bisa mengajak anak kita rekreasi ke pantai, kebun teh atau tempat-tempat lain yang bisa menambah kedekatan kita pada pencipta keindahan itu. Kalau bisa sempatkan untuk shalat di sana untuk menambah kegembiraan anak dalam melakukan ibadah. 
Lagu-lagu Religius
Wajah lucu adik bungsu Saya semakin menampakkan keceriaannya ketika Saya menghadiahinya kaset lagu-lagu Islami berupa do’a-do’a ringan sebelum makan, setelah makan, masuk WC, akan melakukan perjalanan dan do’a lainnya. Sambil menggerak-gerakkan tangannya keatas diiringi hentakan kakinya, Dia menirukan lagu do’a yang Dia tonton. Hasilnya, lambat  laun Dia menghafal do’a-do’a itu dengan sendirinya. Ya, meski dengan lidah cadalnya.
Kerudung mugil Istimewa
Seperti halnya mukena cantik, Kita bisa menghadiahi anak Kita dengan kerudung mungil sebagai pengenalan cara menutup aurot yang benar bagi mereka.
Tadarus bersama
Sempatkan melakukan tadarus bersama setelah shalat maghrib, pilih surat-surat pendek dan perkenankan mereka membacanya dengan keras agar mereka gembira.
Giliran menjadi muadzin
Untuk memupuk keberanian mereka tampil didepan umum sejak dini, Kita bisa melatih mereka memjadi muadzin, awalnya tanpa microfon, mungkin hari berikutnya dengan microfon kecil di rumah. Dan akhirnya mereka akan berani mengumandangkan adzan di Musholla kampung.
Teka-teki berhadiah ba’da shalat
Selain tadarus, sesekali Kita selipi kuis berhadiah setelah shalat. Bisa memberi pertanyaan seputar Kisah Nabi yang pernak Kita ceritakan padanya atau seputar do’a-do’a yang mereka hafal.
Membuat Album Dadakan
Sediakan MP3 atau alat perekam lainnya, minta anak Kita membacakan satu sampai dua ayat atau do’a setiap hari, kemudian rekam suaranya. Setelah itu putar rekaman suaranya tadi setiap hari agar timbul rasa bangga pada dirinya dan semakin gemar merekam bacaan Al-Qur’an dan Do’a dengan suaranya.
Lomba berwudhu
Ajaklah Anak Kita berlomba berwudhu dengan Kita atau kalau mereka memiliki saudara, bisa dengan saudaranya. Koreksi dan perbaiki caranya berwudhu, Ingat jangan sekali-sekali mencelanya jika salah. Dan terakhir, beri hadiah jika mereka melakukannya dengan benar. Tak perlu selau hadiah materi. Hadiahnya bisa berupa satu buah cerita tentang Nabi sebelum tidur.
Bersyukur
Memotivasi anak agar gemar bnersyukur dengan cara mengingatkan mereka pada sekecil apun nikmat dari Allah untuk mereka. Termasuk, misalnya bisa makan pentol pak Somad atau minum es Bu Tini. “Alhamdulillah…! Saya masih merasakan nikmatnya pentol bang Somad.” Misalnya.
Mengajari jadi Imam
Sesekali tawarkan anak kita untuk menjadi Imam. Meski sebenarnya Kita tidak boleh menjadi makmum anak kecil yang belum baligh, setidaknya Kita berpura-pura berjama’ah dibelakangnya. Dan yang terakhir,
Hindarkan Televisi saat Adzan berlangsung
Cara ini sebaiknya diterapkan agar mereka tidak terbiasa mementingkan televisi ketika sudah tiba waktu shalat.
Akhirnya, jangan salahkan putra Kita, Jika mereka enggan beribadah. Karena sebenarnya keengganan itu berasal dari minimnya kreatifitas Kita. Selamat mendidik Buah Hati.

Tidak ada komentar: