Rosulullah SAW bersabda :
مروا
أولادكم بالصّلا ة فى سبع سنين, واضربوهم عليها فى عشر, وفرّقوا بينهم فى المضاجع
(رواه أبو داود)
"Suruhlah anak-anakmu menjalankan sholat di saat umur
tujuh tahun, beri mereka pukulan bila meninggalkan shalat di saat umur sepuluh
tahun, dan pindahkanlah tempat-tempat tidur di antara mereka. “ (HR. Abu Dawud).
Tentu
Kita akan kecewa ketika hadits shohih ini akhirnya tidak bisa terealisasi untuk
buah hati Kita. Bahkan terkadang pukulan-pun tak mempan. Justru semakin hari misalnya,
tingkah laku (baca: akhlaq) mereka semakin tidak bisa ditolerir. Super Duper
Bandel. ‘Boro-boro shalat, akhlaq-nya aja ke orang tua, duh masya Allah!
Jadi apa tuh anak!’ Hati-hati…! Jangan sampai kata-kata ini meluncur tanpa
sadar dari bibir Anda. Bisa jadi ucapan orang tua itu menjadi do’a yang manjur.
Apalagi Ibu. Masa depan buah hati Kita berada dalam do’a Kita. Bukankah Sabda
Rosul ini tak lagi asing bagi Kita , “Keridho’an Allah itu bergantung pada
keridho’an orangtua, dan kemurkaan Allah bergantung pula pada keridho’an
orangtua.”
Ketika
Kita mencoba mengingat masa kecil kita, masa disaat Kita mulai belajar
beribadah. Maka, kita akan menemukan tingkah laku yang menggelikan untuk
disimpan dalam memori. Kali ini Saya akan mencontohkan masa kecil Saya. Ketika
itu saya duduk di bangku kelas 2 SD. Hampir setiap Adzan selesai berkumandang Emak,
panggilan kesayangan untuk Ibu tercinta, memerintahkan saya untuk shalat.
Karena takut Emak marah buru-buru saya akan masuk kamar, berdiam sebentar dan
setelah beberapa saat Saya muncul dengan cengar-cengir mengatakan ‘Mak, Saya
sudah sholat di kamar lantas, ngeloyor meneruskan bermain. Memang saat itu Emak
tidak mengecek kebenaran ucapan Saya karena mengurus Adik yang masih balita.
Atau ketika disuruh shalat tarawih berjama’ah di Musholla kampung, Saya dan
teman-teman akan serempak mengumandangkan ‘Amien….!’ setelah surat Al-Fatihah dibacakan imam. Setelah itu
akan cekikikan, saling tertawa atau saling menyenggol lengan teman. Kalau
dinasehati sama Bapak dan Emak meski tidak diucapkan, hati Saya sering berkata ‘dasar
Emak cerewet!’
Beda
rasanya ketika Emak mengajak dan mendampingi Saya saat shalat berjamaah. Paling
tidak Saya akan merasa bahwa ternyata kewajiban itu benar-benar tak hanya untuk
Saya. Bukankah kebersamaan keluarga yang diisi dengan beragam jenis kegiatan
religius, selain semakin mengakrabkan keharmonisan antar anggota keluarga ,
juga meningkatkan spritual quotient di rumah.
Jika
Kita teliti, ketentuan-ketentuan ibadah yang harus dipelajari anak-anak
sangatlah berat. Coba Kita bayangkan perasaan anak-anak Kita, jungkar-jungkir
melakukan gerakan shalat tanpa bisa merasakan manfaatnya. Diberi tahu tentang
pahala pun, mereka tidak tahu bentuk pahala itu.
Apalagi
puasa sebulan penuh, seharian perut kecil mereka akan dikosongkan. Itu bukan
sesuatu yang ringan. Bisa Saja mereka nekat berbohong menyembunyikan
pembatalan-pembatalan puasa atau menyembunyikan pelaksanaan shalat seperti yang
dulu Saya lakukan Jika orangtua bertindak keras dan memaksakan kehendak.
Bukankah justru akan mengajari anak berperilaku tercela. Beratnya pembelajaran
shalat dan puasa bagi anak, akan menumbuhkan kebencian anak terhadap Islam. Dan
Akhirnya setelah besar, mereka akan mencari agama dengan Ibadah yang tak terlalu berat. Oleh Karena
itu sebagai orang tua Kita harus berhati-hati dalam mengajarkannya.
Satu-satunya cara agar anak gembira melakukan ibadah adalah dengan memunculkan
ide-ide kreatif Kita. Memang tidak gampang tapi, berikut tawaran dari seorang
wanita penggagas Children Education, Irawati Istadi Seorang Ibu dengan enam
putra. Dan kemudian setelah saya peraktekkan dan teliti lebih mendalam,
hasilnya luar biasa. Trik-Trik itu diantaranya:
Membuat
Mushalla Mungil nan Indah
Caranya
beri kesempatan mereka membuat pernak-pernik ibadah seperti tasbih, gantungan
mukena dll di ruangan yang Anda khususkan sebagai musholla kecil
untuknya. Tak perlu terlalu luas.
Foto
Religius di Dinding
Caranya
pilih foto religius anak anda misalnya foto sedang shalat, berbuka, berdo’a
atau berlebaran dan ajaklah mereka membuat figura cantik untuk foto itu. Lalu
tambahkan komentar-komentar lucu di bawah figura itu.
Kaligrafi
Karya Anak
Dengan
menggambarkan kaligrafi atau mencarikannya kemudian memintanya untuk
mewarnainya dengan spidol warna-warni, cat air, cat timbul, manik-manik atau
pita.
Jam
Adzan
Jam
adzan dewasa ini sudah banyak beredar di pasaran, Anda bisa memilih modelnya
sesuai dengan selera anak. Buat suasana gembira saat adzan terdengar, hentikan
aktifitas anda dan ajak anak seksama mendengar suara adzan
Perangkat
Ibadah Cantik
Mendengar
kata perangkat ibadah, saya teringat Adik bungsu Saya yang berumur sekitar 2
tahun lebih, dia sangat senang melakukan shalat karena Emak membelikannya
mukena motif kupu-kupu. Bahkan tanpa disuruhpun ketika mendengar suara adzan,
dengan cekatan Dia akan mengajak Emak atau Kakak-kakaknya untuk shalat berjamaah.
Ternyata perangkat ibdah yang cantik sangat berpengaruh pada kecintaan mereka
dalam beribadah.
Cerita-Cerita
Pendukung
Tanpa
bisa dielak bahwa sewaktu kecil, Kita sangat menggemari cerita-cerita. Bahkan
ketika dewasa pun terkadang masih banyak orang yang menyukai cerita. Begitu
juga anak-anak Kita. Maka kumpulkan cerita muslim anak-anak sebanyak mungkin, baik buku atau CD. Seingat
saya dulu, Saya selalu bersemangat diajak Bapak ziarah ke makam Wali karena
pulangnya Bapak selalu menghadiahi Saya Buku cerita 25 Nabi dan Wali Songo
serial bergambar.
Ziarah
Masjid atau Makam Wali
Saya
sadar kenapa ketika dewasa, Saya sering merasa tenang ketika mengunjungi
masjid-masjid agung bersejarah seperti Masjid Agung, Masjid jami’atau
Makam-makam salah satu wali dari wali 9. Itu karena ketika kecil, Bapak sering
mengajak saya Ziarah Masjid dan Makam Wali ketika libur sekolah.
Kembang
Api di subuh hari
Anak
Kita akan bersemangat bangun pagi dan selanjutnya bisa shalat subuh berjama’ah
Jika Kita meng-iming-imingi mereka dengan keindahan kembang api di waktu subuh.
Tadabbur
Alam
Ketika
libur sekolah, Kita bisa mengajak anak kita rekreasi ke pantai, kebun teh atau
tempat-tempat lain yang bisa menambah kedekatan kita pada pencipta keindahan
itu. Kalau bisa sempatkan untuk shalat di sana
untuk menambah kegembiraan anak dalam melakukan ibadah.
Lagu-lagu
Religius
Wajah
lucu adik bungsu Saya semakin menampakkan keceriaannya ketika Saya
menghadiahinya kaset lagu-lagu Islami berupa do’a-do’a ringan sebelum makan,
setelah makan, masuk WC, akan melakukan perjalanan dan do’a lainnya. Sambil
menggerak-gerakkan tangannya keatas diiringi hentakan kakinya, Dia menirukan
lagu do’a yang Dia tonton. Hasilnya, lambat
laun Dia menghafal do’a-do’a itu dengan sendirinya. Ya, meski dengan lidah
cadalnya.
Kerudung
mugil Istimewa
Seperti
halnya mukena cantik, Kita bisa menghadiahi anak Kita dengan kerudung mungil
sebagai pengenalan cara menutup aurot yang benar bagi mereka.
Tadarus
bersama
Sempatkan
melakukan tadarus bersama setelah shalat maghrib, pilih surat-surat pendek dan
perkenankan mereka membacanya dengan keras agar mereka gembira.
Giliran
menjadi muadzin
Untuk
memupuk keberanian mereka tampil didepan umum sejak dini, Kita bisa melatih
mereka memjadi muadzin, awalnya tanpa microfon, mungkin hari berikutnya dengan
microfon kecil di rumah. Dan akhirnya mereka akan berani mengumandangkan adzan
di Musholla kampung.
Teka-teki
berhadiah ba’da shalat
Selain
tadarus, sesekali Kita selipi kuis berhadiah setelah shalat. Bisa memberi
pertanyaan seputar Kisah Nabi yang pernak Kita ceritakan padanya atau seputar
do’a-do’a yang mereka hafal.
Membuat
Album Dadakan
Sediakan
MP3 atau alat perekam lainnya, minta anak Kita membacakan satu sampai dua ayat
atau do’a setiap hari, kemudian rekam suaranya. Setelah itu putar rekaman
suaranya tadi setiap hari agar timbul rasa bangga pada dirinya dan semakin
gemar merekam bacaan Al-Qur’an dan Do’a dengan suaranya.
Lomba
berwudhu
Ajaklah
Anak Kita berlomba berwudhu dengan Kita atau kalau mereka memiliki saudara,
bisa dengan saudaranya. Koreksi dan perbaiki caranya berwudhu, Ingat jangan
sekali-sekali mencelanya jika salah. Dan terakhir, beri hadiah jika mereka
melakukannya dengan benar. Tak perlu selau hadiah materi. Hadiahnya bisa berupa
satu buah cerita tentang Nabi sebelum tidur.
Bersyukur
Memotivasi
anak agar gemar bnersyukur dengan cara mengingatkan mereka pada sekecil apun
nikmat dari Allah untuk mereka. Termasuk, misalnya bisa makan pentol pak Somad
atau minum es Bu Tini. “Alhamdulillah…! Saya masih merasakan nikmatnya
pentol bang Somad.” Misalnya.
Mengajari
jadi Imam
Sesekali
tawarkan anak kita untuk menjadi Imam. Meski sebenarnya Kita tidak boleh
menjadi makmum anak kecil yang belum baligh, setidaknya Kita berpura-pura
berjama’ah dibelakangnya. Dan yang terakhir,
Hindarkan
Televisi saat Adzan berlangsung
Cara
ini sebaiknya diterapkan agar mereka tidak terbiasa mementingkan televisi
ketika sudah tiba waktu shalat.
Akhirnya, jangan
salahkan putra Kita, Jika mereka enggan beribadah. Karena sebenarnya keengganan
itu berasal dari minimnya kreatifitas Kita. Selamat mendidik Buah Hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar