الحمد لله الواحد القهار العزيز الغفار مكور
الليل على النهار. والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه الأخيار الحمد
لله الذى نور قلوب المؤمنين بنور المعرفة، فاطمئنت قلوبهم بالتوحيد و الوحدة، والصلاة
والسلام على سيدنا محمد الذى أنار الموجود بنور دين الله وعلى اله واصحابه وموّلة. أما بعد
Untuk yang kami
cintai, untuk yang kami mulyakan, untuk yang kami junjung tinggi nasehatnya dan
untuk yang kami ukirkan namanya di qalbu kami, maha guru kami, Romo K.H.
Masbuhin Faqih, Ibunda Nyai H. Ainiyah Yusuf beserta keluarga besar beliau.
Untuk yang kami
hormati :
- Prof. Dr. Nur Syam, M.Si
(Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI)
- Dr. Muhammad Zain, M. Ag.
(Kepala Sub Direktorat Pengembangan Akademik Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama)
- Para Pejabat yang kami hormati
Untuk para
pahlawan tanpa tanda jasa kami, para dosen yang dengan sabar dan ikhlas mengantarkan
kami hingga sampai ke garda depan.
Untuk Ayahanda,
Ibunda dan keluarga kami yang senyumnya tulus.
Untuk segenap
tamu undangan dan panitia yang bertugas
Serta untuk
sahabat-sahabat wisudawan dan wisudawati yang senantiasa ada karena berfikir
dan berkarya,
Alhamdulillahirobbil'alamin,
lantunan kalimat syukur ini terucap tanpa batas, tanpa henti dari bibir kami
untuk Sang Pemilik dan Pengatur denyut nadi, Sang Rahman, Sang Rakhim, Sang
Pengabul do'a, Allah SWT. Karena dengan hamparan ni'mat, hidayah, qudrah dan
iradaNya pada hari ini Sabtu tanggal 20 Oktober 2012 M bertepatan 4 Dzulhijjah
1433 H kita semua dapat berkumpul dalam moment bahagia dan luar biasa pada
pengukuhan wisudawan/ti INKAFA Tahun Akademik 2011-2012. Do'a kami, semoga hari
ini, majlis ini dan orang-orang yang hadir dalam majlis ini dibanjiri lautan
barakah tanpa tepi.
Shalawat serta
salam semoga selalu terpatri kuat untuk Rosulullah SAW, Sang pribadi panutan,
Sang penerang jalan hidup, Maha Guru Super, Pemimpin Super. Beliau dengan
perjuangannya menjadikan kehidupan ini
lebih bermakna hingga kita bisa menatap hari esok tanpa harus terkapar ke
lembah hitam terlebih dahulu.
Kemudian
keberadaan kami di sini mewakili bisikan hati sahabat-sahabat kami untuk
menyampaikan dua kalimat sederhana namun luar biasa, ucapan maaf dan
terimakasih yang tak terhitung. Hidup ini selalu dipenuhi dengan kata
tiba-tiba. Sepertinya baru kemarin kami menginjakkan kaki di INKAFA tercinta
tapi tiba-tiba saja masa bergulir begitu cepat. Genap empat tahun sudah kita
berada dalam pelukan INKAFA, genap empat tahun sudah kami menengadah meminta
suapan ilmu dari guru-guru kami di INKAFA tapi tiba-tiba kami harus menghadapi
kenyataan bahwa kami harus berpisah dengan INKAFA.
Tak cukup saku
kami mengantongi lantunan kata terima kasih dan maaf kepada almamater kami
tercinta, Institut Keislaman Abdullah Faqih kemudian kepada yang kami mulyakan,
Sang maha guru hebat kami, yang senantiasa berdo'a untuk keselamatan kami,
senantiasa mengorbankan seluruh tenaga, waktu dan hartanya untuk kami, Romo K.H. Masbuhin Faqih, Ibunda Nyai Hj.
Ainiyah Yusuf beserta keluarga. Kepada yang begitu kami banggakan Bapak Rektor
INKAFA, Bapak Drs H. Abdus Salam M.M , segenap jajaran rektorat, dekanat, dosen
dan staff INKAFA yang tanpa mengenal kata keluh membimbing kami menjadi tunas
hijau yang berkualitas. Maafkan segala kesalahan kami, maafkan jika kami tidak
bisa menghadiahkan kesempurnaan prestasi, maafkan jika selama ini kami tak
patuh. Kami hanya bisa menghadiahkan do'a semoga panjenengan dan keluarga
senantiasa mendapat cinta Allah. Kemudian kepada kedua orangtua kami, terima
kasih tak terkira atas segala do'anya, sujudnya, airmatanya, pengorbanannya
untuk kami putra-putrimu yang tak mampu membalas apapun. Hanya do'a semoga
panjenengan selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah.
Mewakili sahabat
wisudawan/ti Kami memohon do'a dari guru kami, kedua orangtua kami, serta
hadirin yang hadir agar kami tidak menjadi sarjana sehari tapi sarjana abadi
yang menghargai indahnya ilmu dan bagaimana mengamalkannya. Semoga setelah
menyandang gelar sarjana kami tidak mengenakan jubah kesombongan. Semoga kami
di masa depan mampu mewujudkan impian agama kami, Rosul kami, negara kami, Kiai
Kami, guru kami serta orang tua kami. Dan semoga setiap langkah kami senantiasa
mendapat ridlo dari Allah SWT. Amien ya Robbal 'alamin.
Hadirin
Rahimakumllah,
Keberadaan
kami di atas podium ini mengingatkan tentang sebuah impian sederhana kami 2
tahun yang lalu. Impian yang kami tulis dengan tinta dalam buku harian. Mungkin
buku itu sekarang telah usang. Impian itu tentang posisi kami di podium ini.
Ya, tepat di podium ini. Dengan semua mata yang tertuju pada kami, dengan
penyaksian orang-orang yang kami cintai di depan kami, guru kami, orangtua
kami, saudara kami, sahabat kami, dan dengan kalimat-kalimat yang kami ucapkan
saat ini. Impian itu tertulis dalam buku harian bukan karena kami tergila-gila
dengan podium ini tapi karena kami terpacu oleh prinsip, "jika kalian
tidak berada di depan, pemandangan tidak pernah berubah."
Sejenak
kami akan mengajak hadirin berimajinasi tentang posisi kami yang berada di
bagian paling belakang tempat ini. Jika saja kami tidak ditakdirkan untuk
berada di atas podium ini maka, pemandangan kami mungkin tidak akan berubah. Betapa
menyesalnya saat kami tidak bisa menyaksikan senyum indah bapak dan emak kami,
ayah dan ibu kami, abah dan umi kami, saudara kami. Betapa menyesalnya saat
kami tidak bisa melihat wajah teduh Kiai kami, Guru kami, melihat senyum
beliau, tidak bisa berada dekat dengan beliau, padahal kita tahu tentang ungkapan,
كن مع الله فإن لم تكن مع الله فكن
مع من مع الله
Jadilah
orang yang selalu dekat dengan Allah namun jika tidak bisa maka, jadilah orang
yang selalu dekat dengan orang yang dekat dengan Allah.
Kalimat
itu yang memotivasi kami. Setidaknya keberadaan kami di atas podium ini
mengubah posisi kami yang jauh di belakang sana , berada sangat dekat dengan posisi guru
kami di sini. Di depan para hadirin. Karena kami yakin guru-guru kami adalah
orang-orang yang dekat dengan Allah.
Sayyidah
Khadijah ra saat pertama kali melihat Rosulullah, beliau berujar,"
Andaikan saja aku tidak dilahirkan 15 tahun yang lalu, andai saja aku
dilahirkan di masa-masa sekarang, sehingga aku bisa menghabiskan masa kecil
bersma anak ini." Inilah impian terbesar Sayyidah Khodijah, ingin menghabiskan
masa kecil beliau dengan baginda Nabi. Allah mengabulkan impian itu dengan
menjadikan Sayyidah Khodijah sebagai perempuan paling bahagia yang menghabiskan
sisa umurnya dengan baginda Nabi Muhammad SAW.
Lantas,
kenapa kami berbicara tentang impian-impian itu. Kami hanya ingin menyakinkan
bahwa sia-sia saja kalau kita malu untuk mengukir impian. Percayalah bahwa
impian yang terkonsep dan tertulis jelas akan lebih cepat terwujud dibanding
impian yang hanya numpang lewat. Maksud dari impian yang terkonsep adalah impian
yang didampingi dengan usaha. Pada hakikatnya do'a, impian dan harapan adalah
sama. Mereka adalah sesuatu yang ingin kita wujudkan. Kita akan mencapai apapun,
jika kita bersedia melakukan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dan semua
impian-impian kita dapat menjadi kenyataan jika kita memiliki keberanian untuk
mengejarnya. Bukankah kehidupan yang luar biasa membutuhkan keberanian yang
luar biasa pula?
Saudara-saudaraku,
wisudawan/ti yang berbahagia
Ambition,
aspire climb as high as you can dream
Inilah
ambisi itu, wujudkan pendakian setinggi kamu dapat memimpikannya
Some
people dream of success… while other wake up and work hard at it. Beberapa
orang memiliki impian untuk sukses…saat itu bangkit dan bersungguh-sungguhlah
meraihnya! Di sinilah seharusnya kita tak perlu takut untuk memimpikan impian
yang besar dan dahsyat. Jangankan impian dahsyat, impian sederhana seperti yang
kami contohkan saja mampu terwujud asal kita tidak memiliki kekhawatiran untuk
gagal mewujudkannya. Hidup adalah alternatif, apa yang dipilih sekarang itulah
titik awal dari gambaran dirinya 10 tahun ke depan. Jadi, jangan takut mengukir
impian. Ukir seindah dan setinggi mungkin, lukiskan gambar ideal masa depan
kita karena impian yang kita pilih adalah kita 10 tahun yang akan datang. Dimana
tidak ada impian di masa depan, tidak ada kekuatan di masa kini.
Kita memulai
proses menjadi seseorang yang tak terbendung, orang yang tangguh dengan cara
memimpikan impian yang besar. Karena apa pun yang kita ciptakan di dunia ini
berawal dari pikiran kita. Semakin besar impian kita semakin besar pula sasaran
yang dapat kita raih.
Hadirin
Rahimakumllah,
Keberadaan
kita adalah akan semakin berarti jika kita selalu berfikir dan berkarya.
Bukankah di dalam al-Qur'an termaktub sebanyak 52 kali perintah untuk
berfikir. "افلا تتفكرون , افلا تعقلون"
Jadi
tak berlebihan jika kita berprinsip aku ada karena berfikir dan berkarya.
Namun, pertanyaannya sekarang, bagaimanakah proses berfikir dan berkarya itu?
Filosof Skotlandia, David Hume adalah orang pertama yang menemukan konsep tabula
rasa atau blank state, atau kita mengenalnya dengan sehelai kertas
polos. Teori ini menyatakan bahwa setiap manusia hadir di dunia ini tanpa
memiliki pemikiran atau ide sama sekali. Dan apapun yang menjadi pemikiran dan
perasaannya saat ini pastilah apa yang dia pelajari, dimulai sejak masa bayi
hingga usiannya sekarang. Di sinilah titik temu mengapa kata sederhana bernama
'ilmu' itu menjadi penting. Ilmu adalah warisan para nabi, ilmu akan menjagamu dan
ilmu menurut Imam Raghib al-Ashfahani dalam kitab al-mufradat fi gharibil
Qur'an diartikan dengan mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya.
Dengan ilmu kita bisa mengetahui sesuatu
sesuai dengan hakikatnya, dengan ilmu kita bisa berhati-hati dalam berfikir,
dengan ilmu kita bisa memilih impian yang baik untuk kita, dengan ilmu kita
bisa menghasilkan karya. Dan sebaik-baik impian adalah impian yang seimbang.
Impian yang tidak hanya condong pada kehidupan dunia belaka, tapi impian yang
tidak menganaktirikan urusan akhirat, urusan dengan Allah, urusan dengan Sang
Maha Pengabul impian.
Teringat
pesan Romo Yai dalam sebuah tausiyah beliau, dunia ini adalah terlaknat. Begiu
juga yang ada di dalamnya. Maka, seperti halnya bungkus luarnya, isi dunia ini
ikut terlaknat kecuali tiga hal, yakni orang yang berdzikir, orang yang alim
dan orang yang mencari ilmu. Kita beruntung setidaknya semoga kita benar-benar
berada di golongan yang ketiga yakni golongan orang yang mencari ilmu.
Islamic boarding
school is the center of value development and boarcasting of islam religion.
But in its development, this institution is wider not only applying religious
teaching in the vertical mobility, but also in the horizontal mobility (social
awareness) At the present, Islamic boarding school also attend to the society
problem. There by, Islamic boarding school is not only identified as a
religious institution, but also it should become a social institution that
responds in around of its social problem.
Pondok pesantren
adalah pusat nilai-nilai pengembangan dan penyiaran agama islam. Namun dalam
perkembangannya, lembaga ini tidak hanya fokus mengajari keagamaan yang
bersifat vertical tapi juga yang bersifat horisontal atau yang berhubungan
dengan masyarakat. Keberadaan pesantren juga memperhatikan masalah sosial. Dan
Pondok Pesantren tidak hanya diidentfikasi sebagai lembaga keagamaan namun juga
harus bisa menjadi lembaga sosial yang peduli terhadap masalah sosial di
sekitarnya.
Maka,
mari kita bersyukur telah menjadi mahasiswa, telah menjadi santri dan mari
sama-sama kita ikrarkan, "Dimanapun raga kita berada, selamanya jiwa kita
tetap santri, dan jika suatu saat kita merasa telah sampai pada tujuan
kesuksesan maka kita telah gagal."
Saudara-saudaraku,
wisudawan/ti yang berbahagia
Seorang filosof
Islam bernama Musthafa al-Gholayani mengatakan dalam salah satu kitabnya,
"Idhotun Nasyi'in"
يا معشر الشباب ان فى ايديكم
امرالامة وفى اقدامكم حياتها
"Hi
Youths… surely all kinds of community's problem, in the success or not depend on
your behavior… and surely the development of religion, nation and country is on
your shoulder."
"Hai para
pemuda… Sesungguhnya semua permasalahan yang ada di dalam masyarakat; berhasil
atau tidak adalah tergantung pada tingkah lakumu… begitu juga dengan
perkembangan agama, bangsa dan negara adalah terletak di pundakmu."
Setelah kita
berada di titik kesepahaman yang sama akan penting dan urgennya ilmu, sebagai
generasi Islam, seharusnya kita menyadari bahwa kita mempunyai tanggung jawab
besar terhadap masa depan agama dan bangsa. Bagaimanpun juga generasi muda
adalah salah satu harapan kehidupan bagi suatu bangsa. Dan saudaraku, di
sinilah mengapa arti sebuah pengabdian itu menjadi prioritas. Kita sebagai
pewaris ilmu Allah dan RosulNya tidak boleh berhenti berjuang menyiarkan serta
mengibarkan bendera Islam ke seluruh dunia. Mari satukan kekuatan kita tanpa
gentar untuk memperjuangkan agama Allah, mari kita yakini bahwa pertolongan
Allah akan selalu menyertai kita sebagaimana dalam Q.S. Muhammad ayat 7
ان تنصروا الله ينصركم
Sebagaimana
Ricard Bac mengatakan :
Learning is
finding out what we already know. Doing is demonstrating that you know it.
Teaching is reminding others that they know just as well as you. You are all
leaners, doers and teachers.
Belajar adalaha
bagaimana kita menemukan apa yang telah kita ketahui. Mengamalkannya adalah
bagaimana kita menyampaikan apa yang kita ketahui. Mengajar adalah bagaimana
kita mengingatkan yang lain tentang apa yang mereka ketahui sebagaimana kamu
mengetahuinya. Dan kamu sekalian adalah orang yang belajar, orang yang
mengamalkannya dan orang yang mengajarkannya.
Hadirin
Rahimakumllah,
tadi pagi fajar menitipkan sebuah surat melalui Syaikh Aid bin Abdullah
Al-Qorni
تحية للفجر
أنظر إلى هذا النهار
لأنه هو
الحياة, حياة الحياة
فى فترته
الوجيزة
توجد مختلف
حقائق وجودك
نعمة النمو
العمل المجيد
وبهاء الإنتصار
ولأن الأمس ليس
سوى حلم
والغد ليس إلا
رؤى
لكن اليوم الذى
تعيشه بأكمله
يجعل الأمس
حلما جميلا
وكل غد رؤية
للأمل
فانظر جيدا إلى
هذا النهار
هذه هي تحية
الفجر
Salam untuk
fajar, lihatlah pada siang ini, karena dia adalah sebuah kehidupan, kehidupan
di dalam kehidupan. Dalam masanya yang singkat kamu akan menemukan hakikat
dirimu yang berbeda-beda, kenikmatan tumbuh, sebuah tugas yang agung dan
indahnya kemenangan. Dan karena hari kemarin hanya sebuah mimpi. Dan masa depan
juga mimpi. Tetapi dimana kamu hidup sekarang ini maka kehidupan saat inilah
yang akan menjadikan hari kemarin sebuah mimpi yang indah. Dan menjadikan hari esok
sebuah harapan. Maka, lihatlah baik-baik siang ini. Dan inilah salam sang
fajar.
Terakhir
kalinya, sekali lagi kami ucapkan terimakasih tanpa batas dan maaf yang tak
berujung. Dan alhamdulillah, sambutan kami kali ini tidak mendapat sambitan. Dalam
hidup kita ibarat para pengembara, yakinlah suatu saat di ujung jalan kita akan
bertemu lagi.
ثــم الســلام
عليكم ورحمة الله وبركـــاته
1 komentar:
Dari : Ammy kecebong
"Q ucapkan SELAMAT tomcat kecil yg imuet..
semoga sukses selalu.. dan apa yg kau harapkan dan kau impikan bisa terkabul..
mudah2an allah mengabulkan doa q utk mu ini..
walau aq hanya hamba allah yg bodoh dan hina..
tapi smoga allah mengabulkn
doa q ini utk tomcat kecil q..
aq bangga dan senang dengan prestasimu..
yg bisa membahagiakan saudara dan sanak famili
krn aq sendri gak mugkin bisa berbuat apa2 utk keluarga dan sanak famili qta..
q harap semoga allah selalu menyertai mu
bahagiakanlah.. dan buat sanak famili qta selalu senang dan bangga dengan prestasimu..
mugkin aq hanya bisa berdoa..
walau doa q belum pasti terkabulkan oleh beliau..
tapi melihat mu bahagia..
dan bisa membahagiakn keluarga..
itu sudah lebih dari cukup bagi q..
semoga enkau menjadi pendorong bagi keluarga qta..
~barakallahu fikum..~"
Posting Komentar